Putih kini
benar-benar mengganggu.
Setiap
kata-katanya terus terngiang di telinga.
Menjelajah habis
otakku.
Benar-benar
menguras dan membuatku memaksa untuk melepasnya.
Tapi tetap saja
si putih itu mengganggu pikiranku.
Ingin selalu
merasa dekat itu terasa setiap hari dan semakin mendalam.
Betapa tersiksa
batinku ini.
Dan putih itu
tetap saja berterbangan di mataku.
Seharusnya putih
itu sadar untuk menjaga sikapnya.
Aku seperti orang bodoh
saja yang terus menerawang menghiasi dunia khayalku dengan warna putih.
Sikapnya yang mengesalkan
malah terlihat sempurna?
Adakah yang salah dengan
warna lain sampai aku tak melihatnya?
Rasanya tersiksa bila hanya
ada putih disini.
Tapi hati ini terus memaksa
memanggil sang pengusik.

No comments:
Post a Comment