Saya memposting ini bukan karena sedang jatuh
cinta atau sedang galau. Tapi karena ketika hujan itu turun, saya baru menyadari bahwa saya telah salah
mencintai.
Ketika hujan datang secara tiba-tiba tadi sore
menjelang malam dan momen itu tepat saat saya mendengarkan lagu Raisa- Serba
Salah. Saya menengadahkan kepala saat hujan itu mulai mengguyur bumi dengan
rintikan yang lembut seperti salju. Saya rasakan sebuah kesadaran dalam diri
saya. Aaahhhh saya tahu saya telah salah melakukan tindakan hingga membuatnya
terasa jauh dari saya. Aaaahhhh saya hanyalah seorang yang bodoh yang sangat
tidak bisa bersandiwara dalam cinta. Ketika pilihan itu datang, maka dengan
reflek memilih dan dengan mudah pula menyebarkannya secara tersirat.
Ketika rerintik air hujan itu menyentuh kelopak mata saya, saya merasakan sebuah keraguan dari dalam hati. Aaahhh seharusnya saya tak harus memilih cinta. Seharusnya saya tetap dalam prinsip saya untuk mempertahankan kesetiaan saya pada Sang Khalik Yang Maha Menciptakan segalanya termasuk cinta. Mata ini sebenarnya telah salah menilai. Mata ini sebenernya ingin tahu sesuatu yang lebih dari sosoknya. Namun mata ni memancarkan sinar yang salah sehingga kehilangan sosok tersebut.
Ketika rerintik air hujan itu menyentuh kelopak mata saya, saya merasakan sebuah keraguan dari dalam hati. Aaahhh seharusnya saya tak harus memilih cinta. Seharusnya saya tetap dalam prinsip saya untuk mempertahankan kesetiaan saya pada Sang Khalik Yang Maha Menciptakan segalanya termasuk cinta. Mata ini sebenarnya telah salah menilai. Mata ini sebenernya ingin tahu sesuatu yang lebih dari sosoknya. Namun mata ni memancarkan sinar yang salah sehingga kehilangan sosok tersebut.
Ketika saya menengadah untuk yang kedua kalinya, saya melepaskan sebuah senyuman kecil. Senyum yang sebenarnya adalah tanda kekecewaan terhadap diri saya sendiri. Kecewa terhadap semua tindakan bodoh yang saya lakukan dari sebelum-sebelumnya. Tindakan saya yang terbentuk dari sebuah ketidaksengajaan. Semua tingkah laku yang saya tunjukkan kepadanya. Saya salah telah memilih untuk mencintai. Mencintai untuk kesekian kalinya. Mencintai yang sebenarnya tidak boleh di cintai.
Ketika kemudian playlist di handphone saya berpindah ke lagu WestLife- Soledad. Hujan turun dengan lebatnya. Saya tak lagi mampu menahan air hujan yang turun mewakili hati saya. Saya pun berteduh di salah satu toko dan kemudian, saya melihat dua sejoli melintasi pandangan saya. Saya terenyuh. Tiba-tiba saya teringat sebuah kata-kata dari sebuah permen tausiah yang sangat cocok untuk hati saya saat ini. Cintailah seseorang yang membuatmu dekat dengan ALLAH. Yup, kesalahan saya untuk memilih mencintai saat ini adalah sebuah kesalahan yang besar. Karena sebenarnya, perasaan itu akan dalam sekejap memudar bersamaan dengan seringnya cahaya matahari yang selalu di selingi oleh air hujan di langit Bogor ini. Hujan orografik yang hanya turun dengan deras secara tiba-tiba dan menghilang pula secara tiba-tiba. Seperti kesalahan memilih mencintai.
Hujan hari ini benar-benar membuatku sadar.