Friday, August 12, 2011

Pohon Cintaku


Kau yang menanam rasa ini dengan ketulusan dan kesetian yang pasti.
 Kau yang memupuk hati ini agar terus mencintamu seumur hidupku.
Kau siramkan hati ini dengan janji-janji yang menghapuskan semua luka yang telah karam didasar jiwaku.
Kau terangkan hati ini dengan semangat untuk terus mencinta.
Ketika pucuk cinta itu mulai tumbuh, kau bergembira dan terus tertawa bersama hatiku.
Seolah aku adalah segalanya bagimu.
Ketika pucuk cinta itu tumbuh dan terus tumbuh, kau tetap bertahan dengan perasaanmu hingga dengan cepat cinta itu mmenjadi pohon cinta yang cukup kokoh.
Ketika pohon cinta itu lupa kau berikan pelindung dari hama-hama di sekitarnya, kau akan menangis dan menyesali perbuatanmu dan terus menunggu agar hati yang telah tumbuh ini tak akan mengalami kepedihan lagi.
Semuanya telah kau korban kan hingga hati yang telah tumbuh cinta ini menunduk padamu.
Sangat tunduk.
Pohon cinta itu telah menjadi pohon besar yang bunganya bisa kau petik setiap saat.
Yang buahnya bisa kau nikmati setiap saat..
Pohon cinta hatiku telah tertawan untuk dirimu selamanya sampai suatu ketika, kau geram dengan hatiku dan pohon cintaku hingga kau berusaha untuk menebangnya dengan sebilah parang yang tajam hingga merobek-robek bagian batang yang mudah rapuh.
Kau sakiti hati ini.
Tanpa ku sadari ternyata banyak kesalahan ku yang membuatmu terluka meski itu tak kuketahui.
Maaf untuk semua cara yang salah, itu hanya caraku untuk membuktikan, tak ada yang lain dalam hidupku karena pohon cinta ini sangat besar hingga aku sendiri tak mampu untuk menopang ini sendiri.
 Cinta ini begitu besar padamu.
Bukankah itu yang kau mau? Lalu mengapa ketika pohon cinta ini telah besar kau malah melarikan diri dan tak ingin merawat pohon cinta ini bersama-sama?
Memang tak selalu ada yang terbaik di diri ini namun ku yakin cinta tak akan pernah salah.
Aku hanya punya hati yang telah membesar.
 Bagai pohon tua yang dengan sendirinya tumbuh, meski penanamnya telah pergi menjauh dan tak akan pernah kembali.
Seharusnya kau paham maksudnya meninggalkanku.
Kau inginkan diriku untuk kuat menjalani semuanya sendiri.
Tapi itu hanya asumsiku.
Hingga detik ini itu masih menjadi rahasia di balik hatimu.